SEJARAH MASAKAN PADANG

SEJARAH MASAKAN PADANG

masakan padang

Sejak kapan ya, masakan minang itu menjadi kekayaan budaya kuliner Minangkabau? Kemudian bagaiman asal usulnya? Kira- kira siapa yang awal buatnya? Sempat kan kamu sepintas memiliki benak seperti itu, paling utama kala kita terletak di restoran makanan padang atau cuma melewatinya. Terus cerah terdapat kekaguman pada masakan padang karena kuliner ini dimana- mana terdapat dan menjadi idola di wilayah tersebut. Tidak terdapat satu kota juga yang tidak mempunyai restoran padang.

 

Apabila persoalan tadi kita ajukan kepada orang tua- tua kita atau apalagi seseorang pakar masak sekalipun, hendaknya, simpan sajalah pertanyaan- pertanyaan itu, karena mungkin besar tidak terdapat yang dapat menjawabnya dengan penuh kepercayaan.

 

Coba kita amati sejarah minangkabau sebagai wilayah asal masakan padang ini. Dalam sejarah Indonesia, Suku Minangkabau merupakan bagian dari kelompok Deutro Melayu( Melayu Muda) yang melaksanakan migrasi dari belahan daratan Asia kurang lebih 500 tahun saat sebelum masehi.

 

Adat dan budaya terus tumbuh dan setelah itu menyebar ke daerah pesisir tepi laut pulau Sumatera. Terdapat interaksi sosial yang dinamis, baik ikatan antar orang, antar orang dan warga, dan antar warga sendiri. Pengaruh timbal balik di perbagai segi kehidupan manusia, sudah melahirkan suatu hal yang bisa penuhi seluruh kebutuhan hidup manusia, tercantum di bidang kuliner.

 

Tiap masakan menyebar bersamaan dengan penyebaran manusia. Makanan yang tersebar itu setelah itu dapat diterima di tempat lain. Disamping itu, makanan juga menyebar karena terdapat lokalisasi, proses industri yang disesuaikan dengan adat dan budaya setempat.

 

Cita rasa yang utama di temui pada masakan Minang merupakan gurih dan pedas. Rasa gurih dan pedas bisa diperoleh dari santan dan cabai merah yang banyak di mengkonsumsi orang Minang. Rasa gurih dan pedas ini berasal dari santan dan cabe, dan bisa dicampur dengan bahan baku apa saja. Seperti daging sapi, ayam atau bebek, ikan laut, ikan tambak, tercantum telur ayam. Buat sayurannya lebih banyak memakai kacang panjang, daun singkong, pakis, nangka, buncis, dan petai dan jengkol.

 

Orang Minang dalam mencerna masakan padang populer tidak sempat pelit dalam memasukkan bumbu dalam suatu masakan. Mereka meracik masakan dengan bahan dan bumbunya kental dan terasa pekat. Bisa menjadi karena seperti itu, warga Indonesia banyak yang menggemari kuliner ini. Penyebaran masakan padang ini diiringi dengan upaya pe- lokalan. Proses pelokalan masakan ini bisa menjadi mirip seperti pelokalan Islam di Minangkabau. Inilah yang menyebabkan timbul jenis masakan yang diucap karee kas Minang.

 

Di Minang, jenis masakan karee diolah dengan memakai santan dibumbui– bumbu tradional Minang diiringi rempah- rempah khas Minang. Sebaliknya di tempat asal Karee ialah India, tidak memakai bumbu seperti yang digunakan pada bumbu tradisional Minang. Namun memakai minyak samin bersama rempah. Oleh karena itu, masakan padang lebih diterima umum, karena bumbu- bumbu karee minang juga merupakan bumbu atau rempah yang terdapat di tanah Indonesia, sehingga warga lebih sering di dengar.

 

Sejak kapan masakan minang itu menjadi kekayaan budaya kuliner Minangkabau? Bagaiman asal usulnya? Siapa yang awal buatnya? Apabila persoalan ini kita ajukan kepada orang tua- tua kita apalagi seseorang pakar masak sekalipun, hendaknya, simpan sajalah pertanyaan- pertanyaan itu, karena mungkin besar tidak terdapat yang dapat menjawabnya dengan tentu. Seandainyapun kita bertanya pada para pakar kuliner dikancah Nasional, seperti: Tuty Soenardi, Bondan Winarno, dan bunda Sisca( maklum tidak terdapat yang berasal dari etnis Minang), tentu mereka tidak ketahui tidak ketahui asal usul masakan minang yang bercita rasa besar itu. Gimana cara menelusuri sedemikian banyak jumlah makanan khas Minang ini. Tetapi, hasilnya nihil.

 

“ Aku bertanya kepada induak– induak yang tinggal di wilayah Padang Pariaman sampai Pesisir Selatan. Di Bukit Besar aku juga bertanya kepada amai- amai yang berjualan masakan di Los Lambuang. Merekapun tidak terdapat yang dapat menanggapi.

 

Tetapi mengingat menelusuri riwayat masakan Minang ini merupakan berarti, karena dia merupakan kekayaan budaya kuliner etnis Minangkabau, hingga selayaknya kita berupaya menelusuri dari hal- hal sebagai berikut;

 

* asal usul nenek moyang minangkabau,

 

* kepribadian warga primitive

 

* pengaruh asing pada alam Minangkabau

 

MINANGKABAU Dan PENGARUH ASING DI MINANGKABAU:

 

Dalam sejarah Indonesia, hingga Suku Minangkabau ialah bagian dari kelompok Deutro Melayu( Melayu Muda) yang melaksanakan migrasi dari belahan daratan Asia kurang lebih 500 tahun saat sebelum masehi. Diperkirakan alur penyebaran nenek moyang dari kelompok melayu muda ini, bermula dari daratan Asia, mengarah Thailand, setelah itu masuk ke Malaysia Barat dan terus masuk mengarah tempat- tempat di Nusantara. Nenek moyang suku Minangkabau. Dari Malaysia barat setelah itu, bangsa ini masuk kearah Timur pulau Sumatera, menyusuri aliran sungai Kampar sampai datang di dataran besar yang diucap negara Periangan, dilereng Gunung Merapi. Sebagaimana yang diceritakan dalam Tambo, sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan kelompok warga kala itu, nenek moyang etnis Minangkabau mencari tempat pemukinan penduduk dan menciptakan 3 posisi buat ekspansi yang diucap Luhak nan Tigo( darek). Dari Luhak nan Tigo inilah suku Minang menyebar ke segala daerah yang diucap alam Minangkabau.

 

Persentuhan bangsa yang sudah mendiami alam minangkabau dengan bangsa yang berasal dari jazirah Arab, Persia dan India, sudah berlangsung jauh saat sebelum timbulnya agama islam. Daerah minangkabau banyak didatangi, karena ketersedian hasil alam berbentuk; bumbu spesialnya pala dan merica, kapur barus, emas, menimbulkan mereka mau memahami daerah ini. Tidak kurang juga seperti ekspedisi Pamalayu dari Kerajaan Mojopahit, yang juga bermaksud buat memahami sumber- sumber hasil alam di daerah ini.

 

Adat dan budaya terus menjadi tumbuh, tidak hanya berasal dari Luhak nan Tigo, setelah itu menyebar kewilayah pesisir tepi laut pulau Sumatera. Daerah rantau diucap Luhak rantau( luhak nan bungsu).

 

Kehadiran bangsa Arab, India, Persia terjalin kala tepi laut barat Sumatera menjadi pelabuhan alternatif perdagangan tidak hanya Malaka. Demikian juga pesisir tepi laut jatuh ke tangan Portugis, kala perairan Malaka dipahami oleh bangsa ini. Interaksi warga pesisir tepi laut, banyak terjalin dengan kehadiran orang dagang orang dagang ini.

 

Interaksi sosial, ialah ikatan sosial yang dinamis, baik ikatan antar orang, antar orang dan warga dan antar warga sendiri. Pengaruh timbal balik diperbagai segi kehidupan manusia, melahirkan suatu hal yang bisa penuhi seluruh kebutuhan hidup manusia, tercantum dibidang kuliner.

 

Secara antropologi, tiap masakan menyebar bersamaan dengan penyebaran manusia. Makanan yang tersebar itu setelah itu dapat diterima di tempat lain. Tidak hanya itu, makanan juga menyebar karena terdapat lokalisasi, proses industri yang disesuaikan dengan adapt dan budaya setempat.

 

.

 

Manfaat Bumbu tradional Minang:

 

Bumbu dalam masakan Minang memegang peranan berarti dalam tiap masakan. Faktor tradisional yang berarti dalam tiap masakan itu, merupakan:

 

•Santan: sebagai karakteristik khas masakan Minang, tidak lain kekayaan biologi yang berkembang dan produktif di Minangkabau. Santan membuat makan olahan apapun juga menjadi gurih– legit. Sangat diyakini pengolahan makanan dengan memakai santan hendak menciptakan cita rasa yang luar biasa, seperti bangsa- bangsa Eropa yang memakai susu sebagai pencipta rasa gurih masakan.

 

* Cabe: memiliki manfaat sebagai multivitamin, yang bisa menghangatkan badan dan memiliki anti oksidan. Yang bisa mencegah radikal leluasa yang berasal dari lemak- lemak bahan baku makanan maupun santan yang berpotensi memiliki lemak jenuh.

 

* Pemanis masakan, berasal dari: bawang merah dan bawang putih( buat masakan tertentu).

 

* 4 serangkai bumbu utama: jahe, kunyit, lengkuas, serai.

 

Bumbu ini memiliki manfaat obat, buat menetralisir kendala pencernaan akibat pemakaian cabe merah atau hijau.

 

* Buat pengharum masakan: daun kunyit, daun jeruk dan buat masakan tertentu( daun salam, daun mangkok).

 

Orang Minang dalam mencerna masakan, tidak sempat pelit dalam memasukkan bumbu dalam suatu masakan. Mereka meracik masakan dengan bahan dan bumbunya kental dan terasa pekat.

 

Bersumber pada faktor tradisionil sesuatu masakan sebagaimana yang dijabarkan diatas, hingga khasiat bawang merah dan bawang putih sebagai pembuat gurih masakan, merupakan berbanding 2: 1.

 

Apalagi terdapat yang berikan perbandingan bumbu dan bahan baku dalam masakan minang merupakan 3: 8. Maksudnya takaran bumbu merupakan 3 berbanding 8 dengan takaran bahan baku. Dengan perbandingan takaran ini, bisa ditentukan betapa gurihnya cita dan rasa masakan Minang.

 

Di lain wilayah, misalnya Jawa atau Sunda, mereka memasukkan gula sebagai penyedap masakan. Pada masakan Minang, tidak sempat memakai gula dalam tiap masakannya, baik gula merah atau gula putih. Gula cuma digunakan buat membuat kue saja.



 Keyword:

tongkrongan nyaman madiun,

kafé termurah madiun, 

kafé dengan live music, 

kuliner kekinian

kuliner madiun

keunikan nasi padang

bahan dasar nasi padang

pendapat tentang nasi padang

makalah tentang nasi padang

nasi padang rendang

filosofi masakan padang

menu masakan padang

Post a Comment

0 Comments